Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 10 anak-anak Indonesia berusia 12-17 tahun untuk pertama kalinya memainkan gamelan lengkap di aula Choueifat School, Abu Dhabi, ibu kota Persatuan Emirat Arab pada Sabtu (26/2).

Mereka melakukan pertunjukan tersebut dalam acara "Hari Internasional untuk memperingati 125 Tahun Sekolah Internasional Choueifat Khalifa City" di hadapan 700 penonton, kata salah satu orang tua murid, Nisrina Salida.

Anak-anak itu mengenakan pakaian khas Jawa berupa beskap dan blangkon untuk anak laki-laki, dan kebaya untuk anak perempuan serta tanpa canggung memukul bonang, saron, peking, slentem dan gong.

"Ada 14 negara yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.Namun pada umumnya menyewa penari atau artis yang dibayar," kata Nisrina Salida.

Sementara itu, karena Indonesia menampilkan anak-anak yang bersekolah di Choueifat atau sekolah Abu Dhabi lainnya maka mereka mendapat pujian yang tinggi dari Kepala Sekolah Choueifat menurut Nisrina.

Demi bisa bermain gamelan, setiap hari libur, anak-anak Indonesia berlatih gamelan dan tari Pendet di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Abu Dhabi.

Pada hari yang sama, terdapat juga delapan anak perempuan Indonesia lain yang menarikan Tari Pendet.

Selain pertunjukkan seni, acara itu dimeriahkan oleh stand beberapa negara yang menampilkan kekhasan masing-masing seperti makanan, kerajinan tangan dan lainnya.

Keunikan dari stan tersebut ialah tidak ada jual beli sehingga setiap anak yang mendatangi stan dapat mencicipi makanan yang disajikan seperti pengunjung yang datang ke stan Indonesia dapat mencicipi nasi tumpeng dan berbagai jajanan pasar.

Choueifat merupakan sekolah di Abu Dhabi yang berstandar internasional.

Kegiatan itu merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan pihak sekolah dan mengajak orang tua serta anak didik di sekolah tersebut untuk saling mempromosikan seni budayanya.

Harapannya setiap anak dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai seni budaya dari berbagai negara.