Selasa, 21 Juni 2011

Fotografer ANTARA Ajak Masyarakat Jaga Ciliwung

Para fotografer Kantor Berita ANTARA mengajak masyarakat memaksimalkan keberadaan sungai di Jakarta dengan mengapungkan karya fotografi di atas Sungai Ciliwung.

"Ini (pengapungan foto di Ciliwung) untuk memaknai hari ulang tahun Ibukota Jakarta ke-484, dengan mengajak masyarakat bersama-sama kembali `melihat` sungai," kata jurnalis foto ANTARA, Fanny Octavianus, usai mengapungkan hasil karyanya dengan turun langsung ke Ciliwung di Pasar Baru, Jakarta, Selasa.

Menurut dia, sungai merupakan tempat tumbuh kembang peradaban dan kota-kota besar di dunia. Namun kini kondisi dan fungsinya lebih mirip selokan atau got besar sebagai saluran pembuangan saja.

Untuk itu, ia bersama rekan-rekan fotografer dari ANTARA berinisiatif menunjukan sisi lain dari keberadaan sungai di Jakarta dengan mengapungkan hasil karya foto mereka di Kali Ciliwung tepat di depan Gareli Foto ANTARA Pasar Baru.

Sebuah foto seseorang yang sedang snorkeling di sebuah kolam dengan air yang biru berukuran 2x4 meter (m), dan 16 foto ikan berukuran 50 sentimeter (cm) yang diapungkan di Ciliwung tampak kontras dengan kondisi sungai yang pekat berwarna hitam dan berbau.

Karya foto Fanny Octavianus dan Ricky Adrian ini rencananya akan diapungkan di Ciliwung hingga 24 Juni 2011, bersamaan dengan Festival Passer Baroe.

"Ke depannya kita akan melakukan aktivitas sama, semacam kampanye sungai, dengan persiapan yang lebih matang lagi tentunya. Kita akan ajak berbagai pihak termasuk lembaga swadaya masyarakat pecinta lingkungan mau pun komunitas fotografi lainnya," ujar Fanny.

Rencananya, lanjutnya, kegiatan serupa akan dilakukan di sungai-sungai Jakarta lainnya, yang kondisinya rata-rata memprihatinkan, penuh sampah, dan berbau busuk.

"Mungkin akan kita lakukan saat bertepatan dengan Hari Sungai, Hari Bumi, atau Hari Air," ujarnya.

Sumber : Antaranews.com

Pantai Dumai Terkikis Lima Meter Per Tahun

Ilustrasi Abrasi Pantai

Pantai di Kota Dumai, Provinsi Riau, terus terkikis hingga lima meter setiap tahun sebagai dampak abrasi pantai.

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pecinta Alam Bahari (PAB) Dumai Darwis Mhd Saleh kepada ANTARA di Dumai, Senin, mengatakan, abrasi yang mengikis sejumlah wilayah pantai di Kota Dumai disebabkan minimnya tanaman bakau.

"Walaupun saat ini sudah mulai dilakukan pengerjaan turap dan pembangunan pemecah gelombang sudah selesai, namun tetap saja kikisan pantai terus terjadi karena tanaman bakau di pinggir pantai yang minim," katanya.

Untuk mengatasi abrasi berat di pantai Dumai, menurut Darwis, tidak cukup dengan membangun turap dan dinding pemecah gelombang.

Namun sebaiknya juga dengan melestarikan keutuhan hutan mangrove yakni terus melakukan penanaman secara rutin.

Saat ini, menurut Darwis, sejumlah wilayah pantai khususnya yang berada di Kecamatan Medang Kampai, meliputi Pantai Teluk Makmur, Pantai Guntung, Pantai Mundam, dan Pantai Pelintung mengalami abrasi paling hebat, yakni lima meter per tahun.

"Kondisi itu disebabkan di empat wilayah pantai tersebut memang minim tanaman bakau," ujarnya.

Kondisi di masing-masing pantai tersebut, kata Darwis, mempunyai panjang daratan pantai yang berbeda.

"Pantai Teluk Makmur sepanjang empat kilomter, Pantai Guntung tiga kilometer, Pantai Mundam tiga kilometer, dan Pantai Pelindung sepanjang 25 kilometer," katanya.

Sumber : Antaranews.com

Penebangan Liar Terpantau di Bengkalis

Ilustrasi Penebangan Liar

Penebangan hutan secara liar di kawasan hutan Kabupaten Bengkalis, Riau, masih berlangsung dan terpantau saat tim dari kecamatan berkeliling di udara dengan menggunakan helikopter.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bengkalis, H Ismail, di Bengkalis, Senin mengatakan, pada saat pantauan di udara, tepatnya di kawasan hutan Giam Siak Kecil di temukan beberapa kilang pengelolaan kayu.

"Temuan kilang kayu tersebut diperkuat lagi dengan banyaknya kawasan hutan di Giam Siak Kecil yang pepohonannya mulai gundul," katanya.

Informasi masih adanya praktik ilegal "logging" di kawasan hutan Giam Siak Kecil dan beberapa wilayah lain di Bengkalis itu didapat pihaknya dari unsur pimpinan di Kecamatan Bukit Batu yang sebelumnya melakukan pantauan udara bersama PT Sinar Mas Group.

"Langkah selanjutnya, kita akan menggelar operasi hutan khususnya di wilayah Giam Siak Kecil yang merupakan cagar biosfer," ujarnya.

Camat Bukit Batu, Andris Wasono di kesempatan terpisah menambahkan, untuk di kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, pihaknya menemukan sedikitnya tiga kilang pengelolaan kayu.

"Selain kilang, kami juga mendapati sebagian hutan Giam Siak Kecil gundul dan ada bekas jalan sejumlah mobil yang diduga pengangkut kayu tersebut," katanya.

Kasus ini kata Andris, sudah dilaporkan ke pihak Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bengkalis untuk selanjutnya di teruskan ke jalur hukum.

"Namun kerugian akibat kegiatan ilegal ini belum diketahui," kata Andris. 

Sumber : Antaranews.com