Rabu, 11 Mei 2011

Jangan Mau Dikalahkan Singapura-Malaysia

Lompat batu di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, Sabtu (8/1/2011). Lompat batu menjadi salah satu andalan wisata budaya Nias.

Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwandar mengatakan, pariwisata Indonesia menunjukkan peningkatan. Namun di lingkup ASEAN, posisi pariwisata kita masih berada di bawah Malaysia dan Singapura. "Posisi pariwisata Indonesia masih di urutan ketiga setelah Malaysia dan Singapura," kata Sapta di Bali Safari & Marine Park, Kabupaten Gianyar, Bali, Jumat (6/5/2011).
Saat pemaparan materi pariwisata Indonesia pada Konvensi I Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Bali (Konvensi I GIPI Bali), Sapta mengatakan, Indonesia dengan potensi alamnya yang begitu besar seharusnya dapat meraih urutan pertama. Sektor pariwisata adalah penghasil devisa nomor tiga di Indonesia setelah tambang dan migas. Hanya, lanjut Sapta, sektor pariwisata bukan isu menarik bagi politisi sehingga usaha untuk membuatnya optimal menjadi agak tersendat.
"Seharusnya sektor pariwisata mendapat perhatian utama karena memberikan sumbangsih yang besar bagi devisa negara. Hanya, saat ini Indonesia masih mengalami persoalan pelik, yaitu ketiadaan manajemen destinasi pariwisata yang baik," ujarnya.
Menurut Sapta, manajemen destinasi pariwisata merupakan persoalan krusial yang dihadapi Indonesia. Namun, pada tahun 2011, kita harus optimistis. Sebab, Asia Pasifik menempati urutan kedua terbesar setelah Eropa dari jumlah wisatawan internasional. Proyeksi pertumbuhan ada pada tujuh hingga sembilan persen.
Sapta berharap, pada bulan Juli sampai Agustus, kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia meningkat sebesar 10 persen. Dengan begitu, target kunjungan wisatawan sebesar tujuh juta jiwa ke Indonesia diharapkan terpenuhi.
"Jika meleset, maka target itu tak terpenuhi. Oleh karena itu, semua komponen pariwisata harus bergerak menjaga citra pariwisata Indonesia," katanya. 

Sumber : Kompas.com

Promosi Borobudur Membuahkan Hasil

Wisatawan mengunjungi Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Senin (25/4/2011). Pengelola candi menutup lantai 8,9, dan 10 karena masih dalam tahap pembersihan dari abu vulkanik Gunung Merapi.


Upaya PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) mempromosikan kepariwisataan Candi Borobudur ke luar negeri, terutama sejumlah negara anggota ASEAN, menunjukkan hasil positif selama awal 2011. "Hasilnya cukup positif, sedangkan promosi masih terus kami lakukan," kata General Manajer PT TWCB Pujo Suwarno di Borobudur, Jumat (6/5/2011).
Pada kesempatan itu ia tidak merinci jumlah wisatawan mancanegara (wisman), terutama berasal dari negara anggota ASEAN, yang sejak Januari hingga April 2011 bertandang ke Candi Borobudur. Namun, katanya, jumlah wisman ASEAN ke Candi Borobudur meningkat sekitar 10 persen sejak Januari hingga April 2011 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2010. "Terjadi peningkatan sekitar 10 persen dibanding periode yang sama tahun lalu," katanya.
Pujo mengatakan, jumlah wisman berasal dari Malaysia ke Borobudur yang dibangun sekitar abad kedelapan masa pemerintahan Dinasti Syailendra itu menunjukkan angka tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.
Posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN periode 2011 berpengaruh cukup besar terhadap perkembangan sektor kepariwisataan Candi Borobudur.
Ia mengatakan, berbagai pemangku kepentingan kepariwisataan Candi Borobudur mendapat peluang cukup besar untuk mengembangkan promosi, terutama di negara anggota ASEAN, terkait dengan posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2011.
Candi Borobudur yang juga salah satu warisan peradaban dunia itu, katanya, menjadi ikon penting kepariwisataan Indonesia. Pujo mengaku secara aktif mengikuti berbagai pameran kepariwisataan di sejumlah negara tetangga.
Ia menjelaskan, promosi juga melalui pertemuan TWCB dengan beberapa kepala sekolah berasal dari berbagai sekolah di luar negeri. "Kami mengumpulkan beberapa kepala sekolah dari berbagai sekolah-sekolah luar negeri, kemudian kami berikan semacam presentasi untuk promosi pariwisata dilengkapi dengan brosur-brosur Candi Borobudur," katanya.
Sejumlah promosi wisata Borobudur yang telah dilakukan TWCB, antara lain, pada Januari 2011 melalui Natas Fair di Singapura, pada Maret melalui Matta Fair di Malaysia, dan pada April melalui School Master Gathering di Singapura. 

Sumber : Kompas.com

Lasiana, Pantai Penuh Pohon Lontar

Pantai Lasiana di Kupang, NTT.

Deburan ombak yang bersahabat, matahari hangat, arus laut yang tenang, pasir putih, dan pohon lontar. Mungkin Anda mengernyit heran saat membaca kata-kata terakhir. Tak seperti pantai pada umumnya, Pantai Lasiana penuh dengan pohon lontar. Tentu saja ada pula pohon kelapa. Namun, pohon lontar menjadi pohon-pohon peneduh dominan di pantai ini.
Pantai Lasiana terletak di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Daya tarik lain pantai ini adalah pengunjung bisa melihat proses pembuatan gula lempeng khas penduduk Nusa Tenggara Timur. Gula lempeng dibuat dari air sadapan pohon lontar. Di perjalanan menuju Pantai Lasiana, Anda akan menemukan para pembuat gula lempeng.
Jika Anda berkunjung di hari kerja, pantai ini sangat sepi. Sebaliknya, pantai ini akan sangat padat oleh masyarakat yang berwisata bahari di akhir pekan. Karena karakter ombak dan arus laut yang cenderung tenang, pantai ini cocok sebagai tempat berenang atau sekadar bermain air. Apalagi air di Pantai Lasiana selalu tampak bening dasarnya yang berpasir putih.
Keluarga yang membawa anak-anak pun menjadikan pantai ini pilihan utama untuk berekreasi. Apalagi pantai yang tak berkarang, aman untuk anak-anak berlari-lari. Jika Anda gemar mencari kerang di pantai, bersiaplah kecewa. Di pantai ini sangat susah untuk menemukan kerang. Anda hanya akan menemukan cangkang-cangkang keong.
Datanglah di akhir pekan, para pedagang berlomba-lomba memanjakan lidah pengunjung. Aroma ikan bakar akan menyeruak di udara dan suara seruputan es kelapa muda mengundang air liur.
Salah satu waktu terbaik untuk datang melihat pemandangan atau mengambil foto adalah saat matahari tenggelam. Sementara di pagi atau siang hari, Anda bisa saja berkesempatan melihat para pemancing mencari ikan. Sensasi lain bisa Anda temukan jika datang di kala subuh untuk menyaksikan matahari terbit. Inilah keunggulan pantai Lasiana, Anda bisa melihat matahari terbit dan matahari terbenam.
Di Pantai Lasiana yang panjangnya mencapai dua kilometer ini terdapat beberapa pondok untuk bersantai. Sayangnya, beberapa pondok tampak tak terawat. Tumpukan sampah juga menjadi pemandangan yang merusak keindahan Pantai Lasiana.
Dulu, pantai ini pernah mengalami masa kejayaan sebagai obyek wisata favorit wisatawan asing. Namun, kondisi Pantai Lasiana perlahan-lahan mulai memprihatinkan. Walau begitu, pantai ini tetap menjadi favorit wisatawan lokal di Kupang. Kupang juga memiliki pantai-pantai lain yang indah. Salah satunya adalah Pantai Tablolong yang cocok untuk snorkeling.

Sumber : Kompas.com

Delapan Negara Ikut Festival Perahu Naga

Pemerintah Kota Padang memastikan delapan negara akan tampil dalam Festival Perahu Naga di Padang, 21-24 Juli 2011       "Ada delapan negara yang akan mengikuti festival Perahu Naga 2011," Kata Kabid Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Padang Warman di Padang, Rabu. "Negara yang sudah memastikan ikut dalam event tahunan dari Pemkot Padang tersebut adalah Hongkong, Cina Taipei, Taiwan, Malaysia, Laos, Thailand, Singapura, dan Flipina," katanya. Dikatakannya, jumlah peserta dari luar negeri kemungkinan akan bertambah mengingat panitia masih membuka pendaftaran sampai awal Juli.  Ia menambahkan, selain diikuti delapan negara tersebut Dispora sebagai pihak penyelenggara juga mengundang persatuan olahraga dayung yang ada di seluruh Indonesia.    
"Sejauh ini ada beberapa tim dari Persatuan olahraga dayung seluruh Indonesia yang sudah memastikan ikut dalam festival tersebut," katanya. 
Adapun PODSI yang sudah memastikan ikut dalam festival berasal dari daerah Sumut, Riau, Jambi, Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng , Jatim, Sulsel, Kalbar, dan Kalteng.
Event yang bertajuk Padang Internasional Dragon Boat  (PIDB) IX 2011 itu juga direncanakan akan mengundang peserta dari beberapa kesatuan militer di Indonesia.  "Untuk kesatuan panitia mengundang tim dari Dolphin Marinir Jakarta, Kolinlamil Jakarta, Lanal Semarang, Lanal Panjang Lampung, Lantamal VII Tj. Pinang, Lantamal I Belawan, Lantamal IV Makasar, Guskamla Batam, Lanal Teluk Bayur, Lanud Tabing, Yon 133 Yudha Sakti, dan Polda Sumbar," katanya.      Untuk penyelenggaraan tahun ini pihak panitia menyediakan bonus hadiah sebesar Rp130 juta dan trofi bergilir Menpora Andi Mallarangeng.

Sumber : Kompas.com

Beningnya Suara Puteri-puteri Papua

Selain memiliki tubuh yang proporsional, berwawasan luas, dan berkepribadian menarik, Puteri Indonesia juga harus mampu menunjukkan talentanya yang lain. Oleh karena itu, pada karantina hari kedua Pemilihan Puteri Indonesia 2011 tingkat Papua diadakan malam unjuk bakat untuk memamerkan kemampuan masing-masing peserta.
Selama ini putera-puteri Papua dikenal dengan kemampuannya dalam berolahseni, dan para tamu yang menghadiri malam bakat pada Jumat (6/5/2011) lalu tersebut benar-benar dapat membuktikannya. Berbagai lagu daerah maupun tarian tradisional maupun tarian kreasi baru ditampilkan, memuaskan siapa saja yang baru pertama kali menyaksikan kesenian khas Papua secara langsung. Selain itu, beberapa peserta memamerkan kebolehannya berakting dan menjadi presenter berita.
Keempatbelas peserta malam itu mengenakan pakaian adat dari daerahnya masing-masing. Mereka bersaing menampilkan bakatnya, yang dikemas dalam suatu jalinan cerita. Wasti Ester Samori, peserta nomor urut 1 dari Kabupaten Waropen, muncul pertama kali menunjukkan gayanya sebagai narator. Ia berkisah bagaimana puteri-puteri Papua yang memiliki beragam bakat, dan tak sabar untuk memamerkannya.
Scholastika C. M. Werluken, wakil dari Jayapura misalnya, melantunkan lagu daerah Papua berjudul Ayambe. Lagu ini memiliki berbagai makna, bisa berarti perasaan bersyukur, selamat datang, hingga sampai ketemu lagi. Lain lagi Sri Wahyuni Y. A. Rumbarar, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Cendrawasih. Wakil dari Kabupaten Keerom ini menyanyikan lagu Indonesia Tanah Air Beta yang dibawakan dengan gaya keroncong. Suara mereka begitu bening, tak salah lagi, memang inilah bakat khas puteri-puteri Papua.
Tifa, alat musik mirip gendang yang banyak dimainkan di Maluku dan Papua, juga dihadirkan malam itu, antara lain oleh Lian Willhelmina S. T. Bettay (Kabupaten Mimika) dan Herllyn Paula Mambai (Kabupaten Kepulauan Yapen). Herllyn memukul gendang sambil menyanyi dan menari tarian Bie dari Serui (ibukota Yapen).
"Tarian ini sudah biasa kami bawakan, karena sering dilakukan saat acara penyambutan tamu, atau pembayaran mas kawin," ujar lulusan FMIPA Universitas Cendrawasih ini.
Sementara itu, beberapa peserta lain menunjukkan kemampuannya berakting, bahkan membatik. Yang terakhir ini dipraktikkan secara simbolis oleh Nurlita Dianingsih, yang mewakili kota Jayapura.
"Saya baru belajar membatik dua minggu terakhir dengan Pak Jimmy Hendrick Afaar, pemilik batik Port Numbay. Soalnya kan peserta PPI harus bisa menunjukkan bakatnya di bidang lain. Saya sih baru bisa membatik di atas secarik kain kecil saja," tutur Lita, lulusan jurusan Biologi dari FMIPA Universitas Cendrawasih, pada Kompas Female.
Pada akhir acara, lima juri yang terdiri atas Kusuma Dewi (Yayasan Puteri Indonesia), Samudro Putranto (Senior Marketing Manager PT Mustika Ratu), Gems Saino (Area Manager PT Mustika Ratu wilayah Indonesia Timur), Audra Resania Suyono (Puteri Papua 2005), dan Della Retop (Dinas Pariwisata Provinsi Papua), memilih tiga besar finalis yang memiliki bakat terunik. Mereka adalah Herllyn, Elvina, dan Sri Wahyuni.
Della mengatakan, malam itu penampilan semua peserta dinilainya bagus. Tidak ada tipe kemampuan tertentu yang lebih diprioritaskan oleh tim juri. Baginya, semua peserta punya kelebihan dan kelemahan. Namun ia mengakui, ada beberapa peserta yang menunjukkan kemampuan yang menonjol. Penampilan Herllyn Mambai membawakan tari Bie mendapat pujiannya.
"Itu bagus, menari sambil memukul tifa. Dia benar-benar menguasai alat musik yang dia gunakan untuk mengiringinya menari," lanjut Della.
Ia sadar bahwa suara Herllyn terdengar timbul-tenggelam saat menyanyi sambil menari. Saat menyanyi sambil terus bergerak, pasti suara yang dihasilkan kurang maksimal. "Kalau dibantu dengan pengeras suara mungkin suaranya lebih jelas kedengarannya. Tetapi dia tampil bagus kok, dia menguasai tariannya," katanya lagi.
Elvina Wabiser, wakil dari Biak Numfor, juga mencuri perhatiannya. Dokter yang kini berpraktik di RSUD Ciamis, Jawa Barat, itu membawakan tari kreasi baru yang terkesan dinamis. Peserta lain yang juga mendapat pujian Della adalah Sri Wahyuni, yang menyanyikan lagu keroncong. Selama ini lagu keroncong biasa dinyanyikan orang Jawa, tetapi Sri berani memilih lagu yang cukup sulit dinyanyikan tersebut.
Dengan berbagai talentanya, Puteri Papua tentu dapat menyampaikan keragaman seni dan budaya khas Papua kepada masyarakat luas.

Sumber : Kompas.com

Pemerintah Janji Jaga Habitat Harimau

Dua dari 12 individu harimau Sumatera yang terakam kamera otomatis yang dipasang WWF dan PHKA di Bukit Tigapuluh, Jambi. 

Lokasi terekamnya 12 individu harimau oleh kamera otomatis WWF di bagian barat blok hutan Bukit Tigapuluh di Kabupaten Indragiri Hulu (Riau) dan Kabupaten Tebo, Jambi masuk ke dalam wilayah Ekosistem Terpadu RIMBA. Daerah tersebut merupakan lokasi demonstrasi penataan ruang berbasis ekosistem di Pulau Sumatera dan menjadi langkah tindak lanjut pencanangan Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Pulau Sumatera oleh empat kementrian dan 10 Gubernur Sumatera pada 2010.
"Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk melipatgandakan populasi harimau sumatera dengan melindungi kawasan yang menjadi habitat prioritas harimau sumatera dan menjaga ketersambungan habitat satwa dilindungi tersebut sebagaimana tercantum dalam Program Nasional Pemulihan Harimau," kata Direktur KKH, Bambang Novianto dalam siaran pers bersama WWF yang diterima Kompas.com, Selasa (10/5/2011).
Menurutnya, blok hutan Bukit Tigapuluh merupakan salah satu dari enam lansekap penting dunia untuk konservasi harimau sumatera. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk melindungi lansekap-lansekap tersebut seperti tercantum dalam Program Nasional Pemulihan Harimau yang diumumkan pada International Tiger Conservation Forum di St. Petersburg, Rusia pada November 2010.
Sejak Maret 2011 Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh bekerjasama dengan WWF melalui Tiger Protection Unit dan Dinas Kehutanan Kabupaten Indragiri Hulu telah melakukan pengamanan sebagian kawasan koridor tersebut tepatnya di Hutan Lindung Bukit Batabuh dan Bukit Sosa dari ancaman degradasi dan perburuan satwa serta mencegah konflik manusia dengan harimau dan gajah.
Meskipun demikian, langkah tersebut harus diikuti tindakan yang lebih konkrit oleh semua pihak, termasuk pelaku bisnis, untuk menekan kehilangan hutan. Pekan lalu pelaku bisnis berkumpul di Jakarta pada Konferensi Tingkat Tinggi Internasional Bussiness for the Environment (B4E) yang menghasilkan deklarasi dukungan kepada pemerintah dalam upaya pengurangan deforestasi dan degradasi, termasuk komitmen untuk mendukung program yang perlindungan kawasan dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. 

Sumber : Kompas.com