Minggu, 10 April 2011

Ayo Ramaikan "Global Star Party"






Memperingati Bulan Astronomi Global (GAM) 2011 pada bulan April, komunitas pecinta astronomi global serentak mengadakan Global Star Party. Gerakan tersebut akan diisi kegiatan mengamati obyek langit malam dan pengenalan astronomi.

Di Jakarta, acara diadakan Himpunan Astronom Amatir Jakarta di timur Lapangan Monas, Sabtu (9/4/2011) malam. Karena di tengah kota, kegiatan fokus pada pengamatan Bulan serta mengampanyekan pentingnya langit gelap untuk pengamatan astronomi. Di Bandung, diselenggarakan di Dago Tea House oleh komunitas Langit Selatan.
Sebelumnya komunitas Jogja Astro Club (JAC) di Yogyakarta juga menyelenggarakan pengamatan benda langit secara khusus pada Earth Hour Day menyambut kampanye tersebut. Salah satu kampanye kegiatan ini adalah mengajak masyarakat untuk mengurangi lampu penerangan di malam hari agar tidak mengganggu pemandangan langit di malam hari.

Sumber : Kompas.Com

Habitat Blekok dan Kuntul Dilindungi






Pemerintah Kota Bandung menetapkan aturan perlindungan hukum bagi tempat tinggal burung Kuntul Kerbau (Bubulcus ibis) dan Blekok (Ardeola speciosa) di Kampung Rancabayawak, Kelurahan Cisaranten Kidul, Kecamatan Gedebage. Tujuannya, mencegah kedua burung air ini dari kepunahan.

"Kawasan sekitar 600 meter persegi ini ini mendapat perlindungan Peraturan Daerah Kota Bandung No 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan Kota Bandung. Dilarang merusak tempat tinggal dan membunuh atau memperjualbelikan kedua jenis burung ini. Bila merusak. Dendanya bisa mencapai Rp 5 juta ditambah sanksi administrasi lainnya," kata Walikota Bandung Dada Rosada di Cisaranten Kulon, Kota Bandung, Jumat (8/4/2011).
Kuntul Kerbau dan Blekok adalah burung air yang memiliki fungsi ekologi penting di alam, seperti penyerbuk jenis-jenis tumbuhan dan pemangsa hama pertanian tapi populasinya tidak banyak lagi di alam. Kedua burung ini sebelumnya mendapatkan perlindungan dari Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Sejak tahun 1970, keduanya banyak berkembangbiak di rumpun bambu di Rancabayawak. Secara geografis, Rancabayawak ideal sebagai rumah bagi Blekok dan Kuntul Kerbau karena terletak di antara Sungai Cinambo dan Sungai Cisaranten.

Sumber : Kompas.Com

Serbuan Sampah di Kuta sampai Mei



Serbuan sampah ke Pantai Kuta, Bali, diperkirakan masih terus akan berlangsung hingga akhir Mei. Dengan demikian, petugas kebersihan Kabupaten Badung dan Provinsi Bali masih harus bekerja keras membersihkan pantai yang menjadi lokasi favorit wisatawan tersebut.
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III Denpasar Endro Cahyono, Sabtu (9/4/2011), menyatakan bahwa penyebab munculnya sampah di sejumlah pantai di selatan Bali itu adalah tiupan angin dari barat.
Menurut dia, angin yang bertiup dari barat tersebut membawa segala sampah dari Samudra Hindia, yang kemudian terdampar di Pantai Kuta, Seminyak, hingga Legian.
”Ketiga pantai, terutama Pantai Kuta, berada persis di cekungan Pulau Bali di bagian selatan. Karena berbentuk cekungan, ombak tertahan, dan sampahnya menumpuk di pantai,” katanya.
Dia menambahkan, embusan angin barat itu biasa terjadi setiap tahun sehingga serbuan sampah pun rutin setiap tahun. Sampah ringan dan berat seperti potongan batang kayu, lanjutnya, bisa berasal dari mana saja, termasuk dari Jawa Timur.
Biasanya, angin barat berlangsung dari Desember hingga Februari. ”Tetapi, tahun ini berlangsung lebih lama karena pengaruh La Nina,” kata Endro.
Secara terpisah, Ketua Bali Tourism Board Ngurah Wijaya menanggapi dengan tenang pemberitaan majalah Time edisi 1 April yang berjudul ”Holidays in Hell: Bali’s Ongoing Woes”.
Baginya, artikel itu memang fakta dan tidak perlu dimungkiri atau dibantah. Apalagi, yang disoroti dalam pemberitaan tersebut hanya kondisi di Bali selatan, khususnya Kuta. ”Pulau Bali tidak hanya Kuta dan kondisi itu tidak dijumpai di semua wilayah Bali,” ujarnya.
Ngurah Wijaya mengakui, Pantai Kuta memang lokasi paling favorit bagi wisatawan, termasuk yang baru pertama kali ke Bali. Namun, pantai di Bali tidak hanya di Kuta. Kalau mau menikmati pantai, wisatawan bisa ke Pantai Lovina dengan lumba-lumbanya di Buleleng, Pantai Sanur di Denpasar, Candi Dasa di Karangasem, dan Tanah Lot di Tabanan.
”Yang terpenting saat ini, bagaimana menindaklanjuti kritik tersebut dan mengatasi permasalahan yang ada,” katanya.
Tetap ramai
Dari pantauan Kompas, hingga Sabtu kemarin wisatawan tetap berdatangan dan bergembira ria bermain-main di Pantai Kuta sambil menyaksikan petugas membersihkan pantai.
Sejumlah aparat kepolisian, pegawai hotel, dan Satuan Petugas Pantai Kuta sejak pagi hingga petang beramai-ramai memungut dan membersihkan sampah yang berserakan di pasir pantai.
Ketua Satuan Petugas Pantai Kuta IGN Tresna bahkan mengaku terkesan karena disalami sejumlah wisatawan yang bersimpati terhadap aktivitas pembersihan pantai.
”Kami bersiaga hingga hari-hari seterusnya dan menjaga sampah tidak lagi berserakan mengganggu pengunjung,” kata Tresna.
Ia menyambut gembira komitmen Pemerintah Kabupaten Badung yang bersedia mengirimkan berapa pun truk untuk mengangkut sampah selama 24 jam.
Menurut catatan Kompas, pariwisata Bali mendatangkan sekitar 2,4 juta wisatawan asing melalui Bandara Internasional Ngurah Rai pada tahun 2010. Tahun ini pemerintah menargetkan 2,7 juta wisatawan asing berkunjung ke Bali.

Sumber : Kompas.Com