Minggu, 19 Juni 2011

Pagelaran Seni Daerah Adu Dodombaan Garut

Adu Domba Kabupaten Garut, Jawa Barat


Perusahaan produk susu kedelai MDL 525 menggelar kesenian daerah "adu dodombaan" khas Kabupaten Garut, Jawa Barat, di lapangan pabrik pendistribusian produk kawasan Haur Panggung, Garut Kota, Sabtu.

Humas perusahaan MDL 525 sekaligus panitia penyelenggara acara Ahmad Solihin mengatakan gelar seni tradisional itu sebagai upaya melestarikan kesenian daerah.

Pageralan seni adu dodombaan dari group seni Raja Dogar Garut itu, kata Ahmad sengaja diundang khusus untuk memberikan hiburan kepada masyarakat Garut.

"Kegiatan seni ini untuk menghibur masyarakat Garut, terutama anak-anak yang akan dikhitan gratis besok (Minggu, 19/6)," kata Ahmad.

Seni adu dodombaan terbuat dari bahan kain dan kayu berbentuk boneka domba hampir mirip dengan ukuran domba aslinya itu diisi dua orang untuk satu dodombaan.

Pagelaran seni adu dodombaan itu ditampilkan saling adu layaknya seperti adu domba aslinya lengkap dengan wasit serta para pemilik dodombaan yang bersorak gembira ketika dua dodombaan tersebut saling adu.

"Ya kita berharap dengan digelarnya seni ini bisa memberikan hiburan keceriaan bagi masyarakat Garut, agar dapat terus mencintai seni tradisi kita," kata Ahmad.

Pertunjukan seni adu dodombaan tersebut diiringi dengan seni musik tradisional dan tarian selama berlangsungnya adu dodombaan dihadapan masyarakat penonton.

Seni adu dodombaan tersebut berakhir ketika salah satu dodombaan terjatuh dan dinyatakan kalah. Selanjutnya dodombaan dan anggota kelompok seni Raja Dogar menari pencak silat bersama dodombaan.

Selain memberikan hiburan kesenian kepada masyarakat, kata Ahmad kegiatan yang sepenuhnya diselenggarakan MDL 525 juga menyelenggaraan bakti sosial khitanan massal untuk 100 anak warga Garut.

"Kegiatan seperti ini yang ke empat kalinya dilakukan MDL 525 setiap tahun, dalam rangka memperingati isra mi'raj Nabi Muhammad SAW," jelas Ahmad.

Sumber : Antaranews.com

RI Kecam Pelaksanaan Hukuman Mati TKI di Arab

Juru bicara Kementrian Luar Negeri (Kemlu) Michael Tene

Pemerintah Indonesia melalui juru bicara Kemeterian Luar Negeri Michael Tene menyampaikan kecamannya terkait eksekusi mati TKI di Arab Saudi pada Sabtu (18/6).

Menurut informasi,Ruyati binti Sapubi dihukum mati setelah mengakui perbuatannya membunuh seorang wanita asal Arab Saudi pada 2010. Namun tidak jelas latar belakang mengapa Ruyati membunuh wanita tersebut.

"Tanpa mengabaikan sistem hukum yang berlaku di Arab saudi, pemerintah Indonesia mengecam bahwa pelaksanaan hukuman mati terhadap Ruyati tidak diinformasikan kepada KBRI kita di Riyadh sebelumnya," kata Michael di Jakarta, Minggu.

Dia menjelaskan selama ini KBRI di Ryadh mengetahui kasus yang dialami Ruyati dan sudah mencoba dengan berbagai cara melindungi TKI tersebut baik mendampinginya selama mengikuti persidangan maupun mengusahakan untuk mendapat pengampunan dari keluarga korban.

Namun, kata Michael, KBRI Riyadh sama sekali tidak diberi tahu mengenai waktu eksekusi Ruyati.

"Eksekusi tersebut dilakukan tanpa mengindahkan praktik internasional yang berlaku terkait dengan hak tahanan asing untuk mendapat bimbingan kekonsuleran," kata Michael.

Dia menambahkan sebagai respon atas kasus ini , maka pemerintah Indonesia dalam waktu dekat akan melayangkan surat kepada Duta Besar Arab Saudi di Indonesia yang berisi mengenai sikap pemerintah terhadap eksekusi Ruyati.

"Dalam waktu dekat kita juga akan memanggil Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi untuk melakukan konsultasi bersama atas kasus ini," kata Michael.  

Sumber : Antaranews.com

Dokter Indonesia Tampilkan Bor Gigi Ditambah Musik

Ilustrasi
 
Seorang dokter gigi dari RS Dr Sarjito Jogjakarta,drg Dhanni Gustana memperlihatkan bor gigi yang dilengkapi musik sehingga bisa memperdengarkan musik guna mengurangi atau menghilangkan rasa takut pasien terutama anak-anak saat operasi.

Dokter gigi Dhanni Gustana menyampaikan penemuannya itu dalam presentasi "The Singing Dental Drill And The Finger Dental Drill, An Innovative Approach in Dealing with Dental Anxiety" pada International Association of Paediatric Dentistry 23rd Congress (IAPD2011), di Yunani baru-baru ini .

Kongres yang digelar di gedung Megaron Athens International Conference Centre,Yunani dari tanggal (15/6) itu diprakarsai The International Association of Paediatric Dentistry (IAPD), organisasi dunia yang mendedikasikan diri terhadap promosi kesehatan gigi untuk anak, dewasa dan pasien dengan kebutuhan khusus.

Sekretaris Satu KBRI Athena,Yunani, Jani Mediawati Sasanti kepada Antara, Minggu menyebutkan kongres yang dilaksanakan secara rutin setiap dua tahun ini bertema "Interdisciplinary Approach to Paediatric Dentistry".

Jani Mediawati Sasanti menjelaskan hasil kongres diharapkan dapat menunjukkan betapa pentingnya kerja sama berbagai ahli dari disiplin ilmu kesehatan lainnya untuk menunjang kesehatan anak.

Kongres diikuti oleh 1600 peserta, mewakili 79 negara, antara lain Yunani, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Italia, Belanda, Belgia dan Indonesia.

Sebanyak 15 dokter gigi anak dari Jakarta, Bandung, Jogyakarta dan Bali, ikut hadir dalam kongres yang diadakan menjelang penyelenggaraan Special Olympics World Summer Games 2011 untuk atlet tuna grahita dari seluruh dunia.

Anggota delegasi Indonesia antara lain Prof Retno Hajati Sugiarto, Drg. Siti Adiningrum Wiradidjaja, Drg Suzanty Ariany, Drg. Asmaraningtyas Andini, Drg. Gamania P. Monoarta, Drg. Amalina S Hutapea, Drg. Pranasari Setiawan, Drg. Muty Usman, Drg. Wina Ediani Darwis, yang sebagian besar merupakan dokter gigi muda yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan gigi anak Indonesia.

Perwakilan dari Indonesia memberikan presentasi lisan mengenai pengelolaan ketakutan pasien terutama anak terhadap alat bor gigi.

Untuk itu, bor gigi yang ada dimodifikasi Drg. Dhanni Gustana, yang saat ini sedang mengambil spesialisasi di Universitas Gajah Mada, dengan menambahkan alat peredam suara bor dan diganti dengan musik atau lagu.

Selain itu, alat bor yang dimodifikasi untuk dapat diletakkan di jari tangan dokter, sehingga memudahkan dokter melakukan pengeboran gigi terhadap pasien. Penggunaan alat bor ini sudah diterapkan sejak tahun 2008 oleh Drg. Dhanni Gustana di tanah air.

Sebanyak 1600 peserta merasa kagum dan terpukau atas keberhasilan Drg. Dhanni dalam menemukan teknik bor tersebut sehingga pasien anak secara psikologis tidak merasa takut dan lebih nyaman bila dilakukan pemeriksaan dan perawatan gigi.

Selain presentasi, wakil dari Indonesia lainnya yaitu Drg. I Sasmita dari Unpad, Bandung yang mempresentasikan mengenai "The Use of Oral Screen as the treatment to minimize malosclussion due to thumb sucking".

Drg. A. Setiawan dari Unpad mempresentasikan mengenai "Management of Central Permenaodel of Lower Anterior Allignment Teeth in the Ethnic Group Dentomalayid Children".

Dubes RI untuk Yunani Ahmad Rusdi menilai keberhasilan Drg. Dhanni merupakan ujud nyata atas kehebatan putra Indonesia dalam melakukan penelitian dan menemukan inovasi yang tidak kalah dengan ahli dari negara barat.

Kehadiran 15 dokter Indonesia merupakan partisipasi Indonesia dalam melakukan tukar pikiran dan menggali pengetahuan dari peserta kongres negara lainnya sehingga dapat berbagi ilmu pengetahuan dengan sesama peserta.

Sumber : Antaranews.com

Anggaran Pendidikan Naik Terus, Kualitasnya Tidak

Peningkatan anggaran sebesar 20 persen untuk sektor pendidikan  dinilai  belum bisa memperbaiki kualitas pendidikan terutama yang mengarah pada perbaikan moral.

Penilaian itu dikemukakan Funco Tanipu, Sosiolog dari Fakultas Ilmu Sosial di Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Sabtu.

"Anggaran sebesar apapun, tidak akan signifikan memperbaiki pendidikan, selama ukuran yang digunakan masih bersifat kuantitatif," kata dia.

Ukuran tersebut, misalnya, hanya didasarkan pada seberapa banyak sekolah yang dibangun, berapa laboratorium yang didirikan, berapa jumlah guru yang telah di sertifikasi atau disarjanakan, atau berapa dana Bantuan Operasional Sekolah yang dikucurkan.

Funco mengemukakan, jarang ukuran kualitasw pendidikan dilihat dari jumlah  murid yang telah berhasil melakukan kejujuran di lingkungannya, atau jumlah  murid yang berani mengingatkan orang tuanya agar menghindari korupsi atau hidup bermewah mewahan .

Menurut Funco, pendidikan di Indonesia hanya berhenti pada dimensi formalitas belaka dengan bahasa lain, asal sudah mendapatkan nilai bagus maka sudah dianggap berkualitas.

"Pada level yang lain, korupsi, plagiat, manipulasi, radikalisasi adalah efek dari kesemuanya. Jadi, kualitas pendidikan kita mengalami erosi luar biasa, berjalan minus kejujuraan," kata dia.

Dia juga melontarkan kritik pada negara, yang telah menjadikan instrumen ujian nasional sebagai akhir penilaian sukses tidaknya pendidikan di sebuah sekolah.

Padahal, menurutnya, nilai Ujian Nasional digenjot negara, hanya karena mau mengikuti logika pasar.

Pasar berdalih sekaligus berkuasa, bahwa jika mau memenuhi kriteria yang diinginkannya, maka Ujian Nasional harus mengikuti standar yang telah ditetapkan.

"Dalih ini kan dalih positivistik, bukan dalih humanistik, anak didik kita dipaksa mengikuti ritual tahunan untuk memenuhi selera pasar," katanya. 

Sumber : Antaranews.com

Kelelawar Telinga Panjang Belum Punah

Kelelawar telinga panjang (Plecotus auritus) 

Kelelawar telinga panjang (Plecotus auritus) sudah tak ditemukan sejak tahun 1960. Statusnya menjadi misteri di kalangan para ilmuwan, apakah masih eksis atau sudah mengalami kepunahan.

Penelitian Dr Fiona Matthews dari University of Exeter bersama tim peneliti The Scilly Isles Bat Group berhasil menguak misteri itu. Mereka menemukannya kembali di sebuah pohon cemara di wilayah Monterey.
"Kami terkejut dengan penemuan ini dan senang sebab menemukan betina yang sedang hamil. Ini memberi petunjuk adanya koloni kelelawar jenis ini yang berkembang biak," ujar Matthews.

"Kami menemukan individu ini tengah bertengger di pohon cemara Monterey dan makan di sepanjang deretan pohon elm. Kita jadi mengetahui bahwa ada kelelawar itu di sana," kata Matthews seperti dikutip Foxnews, Jumat (17/6/2011).

Dengan penemuan ini, kata Matthews, upaya konservasi sudah harus mulai dilakukan. Langkahnya bisa dimulai dengan menanam spesies pohon yang menarik serangga malam dan membatasi iluminasi cahaya. Selain itu, bisa pula dilakukan dengan memberi ruang yang baik.

"Kelelawar tidak membuat sarang, maka induknya harus mencari tempat baik sehingga bayinya hangat kala malam dan induk bisa keluar mencari makan," urai Matthews.

Matthews mengatakan, ruang bagi kelelawar telinga panjang bisa berupa gedung, box kelelawar, ataupun lubang pohon. Hilangnya kelelawar telinga panjang sebelumnya dipercaya adalah akibat minimnya ruang.

Kelelawar telinga panjang memiliki beberapa ciri khas, di antaranya, telinga yang panjangnya tiga perempat panjang kepala, selalu melipat telinga kala istirahat, memakan ulat, serta mempunyai kemampuan ekolokasi yang rendah. Jenis kelelawar ini terbang rendah sehingga rentan dengan serangan kucing domestik. Spesies ini merupakan satu di antara 18 spesies kelelawar yang bisa dijumpai di Inggris.

Sumber : Kompas.com