Ilustrasi
Seorang dokter gigi dari RS Dr Sarjito Jogjakarta,drg Dhanni Gustana memperlihatkan bor gigi yang dilengkapi musik sehingga bisa memperdengarkan musik guna mengurangi atau menghilangkan rasa takut pasien terutama anak-anak saat operasi.
Dokter gigi Dhanni Gustana menyampaikan penemuannya itu dalam presentasi "The Singing Dental Drill And The Finger Dental Drill, An Innovative Approach in Dealing with Dental Anxiety" pada International Association of Paediatric Dentistry 23rd Congress (IAPD2011), di Yunani baru-baru ini .
Kongres yang digelar di gedung Megaron Athens International Conference Centre,Yunani dari tanggal (15/6) itu diprakarsai The International Association of Paediatric Dentistry (IAPD), organisasi dunia yang mendedikasikan diri terhadap promosi kesehatan gigi untuk anak, dewasa dan pasien dengan kebutuhan khusus.
Sekretaris Satu KBRI Athena,Yunani, Jani Mediawati Sasanti kepada Antara, Minggu menyebutkan kongres yang dilaksanakan secara rutin setiap dua tahun ini bertema "Interdisciplinary Approach to Paediatric Dentistry".
Jani Mediawati Sasanti menjelaskan hasil kongres diharapkan dapat menunjukkan betapa pentingnya kerja sama berbagai ahli dari disiplin ilmu kesehatan lainnya untuk menunjang kesehatan anak.
Kongres diikuti oleh 1600 peserta, mewakili 79 negara, antara lain Yunani, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Italia, Belanda, Belgia dan Indonesia.
Sebanyak 15 dokter gigi anak dari Jakarta, Bandung, Jogyakarta dan Bali, ikut hadir dalam kongres yang diadakan menjelang penyelenggaraan Special Olympics World Summer Games 2011 untuk atlet tuna grahita dari seluruh dunia.
Anggota delegasi Indonesia antara lain Prof Retno Hajati Sugiarto, Drg. Siti Adiningrum Wiradidjaja, Drg Suzanty Ariany, Drg. Asmaraningtyas Andini, Drg. Gamania P. Monoarta, Drg. Amalina S Hutapea, Drg. Pranasari Setiawan, Drg. Muty Usman, Drg. Wina Ediani Darwis, yang sebagian besar merupakan dokter gigi muda yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan gigi anak Indonesia.
Perwakilan dari Indonesia memberikan presentasi lisan mengenai pengelolaan ketakutan pasien terutama anak terhadap alat bor gigi.
Untuk itu, bor gigi yang ada dimodifikasi Drg. Dhanni Gustana, yang saat ini sedang mengambil spesialisasi di Universitas Gajah Mada, dengan menambahkan alat peredam suara bor dan diganti dengan musik atau lagu.
Selain itu, alat bor yang dimodifikasi untuk dapat diletakkan di jari tangan dokter, sehingga memudahkan dokter melakukan pengeboran gigi terhadap pasien. Penggunaan alat bor ini sudah diterapkan sejak tahun 2008 oleh Drg. Dhanni Gustana di tanah air.
Sebanyak 1600 peserta merasa kagum dan terpukau atas keberhasilan Drg. Dhanni dalam menemukan teknik bor tersebut sehingga pasien anak secara psikologis tidak merasa takut dan lebih nyaman bila dilakukan pemeriksaan dan perawatan gigi.
Selain presentasi, wakil dari Indonesia lainnya yaitu Drg. I Sasmita dari Unpad, Bandung yang mempresentasikan mengenai "The Use of Oral Screen as the treatment to minimize malosclussion due to thumb sucking".
Drg. A. Setiawan dari Unpad mempresentasikan mengenai "Management of Central Permenaodel of Lower Anterior Allignment Teeth in the Ethnic Group Dentomalayid Children".
Dubes RI untuk Yunani Ahmad Rusdi menilai keberhasilan Drg. Dhanni merupakan ujud nyata atas kehebatan putra Indonesia dalam melakukan penelitian dan menemukan inovasi yang tidak kalah dengan ahli dari negara barat.
Kehadiran 15 dokter Indonesia merupakan partisipasi Indonesia dalam melakukan tukar pikiran dan menggali pengetahuan dari peserta kongres negara lainnya sehingga dapat berbagi ilmu pengetahuan dengan sesama peserta.
Dokter gigi Dhanni Gustana menyampaikan penemuannya itu dalam presentasi "The Singing Dental Drill And The Finger Dental Drill, An Innovative Approach in Dealing with Dental Anxiety" pada International Association of Paediatric Dentistry 23rd Congress (IAPD2011), di Yunani baru-baru ini .
Kongres yang digelar di gedung Megaron Athens International Conference Centre,Yunani dari tanggal (15/6) itu diprakarsai The International Association of Paediatric Dentistry (IAPD), organisasi dunia yang mendedikasikan diri terhadap promosi kesehatan gigi untuk anak, dewasa dan pasien dengan kebutuhan khusus.
Sekretaris Satu KBRI Athena,Yunani, Jani Mediawati Sasanti kepada Antara, Minggu menyebutkan kongres yang dilaksanakan secara rutin setiap dua tahun ini bertema "Interdisciplinary Approach to Paediatric Dentistry".
Jani Mediawati Sasanti menjelaskan hasil kongres diharapkan dapat menunjukkan betapa pentingnya kerja sama berbagai ahli dari disiplin ilmu kesehatan lainnya untuk menunjang kesehatan anak.
Kongres diikuti oleh 1600 peserta, mewakili 79 negara, antara lain Yunani, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Italia, Belanda, Belgia dan Indonesia.
Sebanyak 15 dokter gigi anak dari Jakarta, Bandung, Jogyakarta dan Bali, ikut hadir dalam kongres yang diadakan menjelang penyelenggaraan Special Olympics World Summer Games 2011 untuk atlet tuna grahita dari seluruh dunia.
Anggota delegasi Indonesia antara lain Prof Retno Hajati Sugiarto, Drg. Siti Adiningrum Wiradidjaja, Drg Suzanty Ariany, Drg. Asmaraningtyas Andini, Drg. Gamania P. Monoarta, Drg. Amalina S Hutapea, Drg. Pranasari Setiawan, Drg. Muty Usman, Drg. Wina Ediani Darwis, yang sebagian besar merupakan dokter gigi muda yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan gigi anak Indonesia.
Perwakilan dari Indonesia memberikan presentasi lisan mengenai pengelolaan ketakutan pasien terutama anak terhadap alat bor gigi.
Untuk itu, bor gigi yang ada dimodifikasi Drg. Dhanni Gustana, yang saat ini sedang mengambil spesialisasi di Universitas Gajah Mada, dengan menambahkan alat peredam suara bor dan diganti dengan musik atau lagu.
Selain itu, alat bor yang dimodifikasi untuk dapat diletakkan di jari tangan dokter, sehingga memudahkan dokter melakukan pengeboran gigi terhadap pasien. Penggunaan alat bor ini sudah diterapkan sejak tahun 2008 oleh Drg. Dhanni Gustana di tanah air.
Sebanyak 1600 peserta merasa kagum dan terpukau atas keberhasilan Drg. Dhanni dalam menemukan teknik bor tersebut sehingga pasien anak secara psikologis tidak merasa takut dan lebih nyaman bila dilakukan pemeriksaan dan perawatan gigi.
Selain presentasi, wakil dari Indonesia lainnya yaitu Drg. I Sasmita dari Unpad, Bandung yang mempresentasikan mengenai "The Use of Oral Screen as the treatment to minimize malosclussion due to thumb sucking".
Drg. A. Setiawan dari Unpad mempresentasikan mengenai "Management of Central Permenaodel of Lower Anterior Allignment Teeth in the Ethnic Group Dentomalayid Children".
Dubes RI untuk Yunani Ahmad Rusdi menilai keberhasilan Drg. Dhanni merupakan ujud nyata atas kehebatan putra Indonesia dalam melakukan penelitian dan menemukan inovasi yang tidak kalah dengan ahli dari negara barat.
Kehadiran 15 dokter Indonesia merupakan partisipasi Indonesia dalam melakukan tukar pikiran dan menggali pengetahuan dari peserta kongres negara lainnya sehingga dapat berbagi ilmu pengetahuan dengan sesama peserta.
Sumber : Antaranews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar