Kamis, 31 Maret 2011

Kehati Akan Tanam 3.000 Bambu







Yayasan Kehati bekerja sama dengan Alstom Foundation, sebuah yayasan yang didirikan perusahaan listrik dari Perancis, akan menanam 3.000 bambu di sejumlah daerah aliran sungai. Hal itu dilakukan sebagai bentuk keprihatinan atas kurangnya penanaman bambu di negeri ini.

Nota kesepahaman antara Kehati dan Alstom ditandatangani di Yayasan Bambu Indonesia, Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (13/1/2011).
Untuk diketahui, meski banyak manfaatnya, bambu selama ini lebih dianggap sebagai tanaman liar yang kurang dipedulikan. Kelestariannya juga kurang diperhatikan dengan penebangan yang tiada henti.
Padahal, sebenarnya bambu memiliki manfaat bagi ekosistem daerah aliran sungai (DAS) yang luar biasa. Rumpun bambu yang kuat bisa menjadi penangkal erosi dan banjir serta memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar DAS.
"(Kerja sama penanaman bambu) Ini sebagai wujud kepedulian kami terhadap keanekaragaman hayati di Indonesia dan juga wujud keikutsertaan menangani banjir di Jakarta," kata Ed Thiessen, Country Manager Alstom Indonesia, seusai penandatanganan nota kesepahaman.
Direktur Eksekutif Yayasan Kehati MS Sembiring dalam sambutannya menyatakan pihaknya mendukung kegiatan ini karena bambu merupakan tanaman yang serbaguna. Bambu, katanya, bisa menjadi rumah bagi organisme lain seperti burung. Bagi manusia, bambu bermanfaat sebagai bahan pangan dan bahan bangunan karena bisa sebagai pengganti kayu di hutan.
Dalam kerja sama ini, bambu yang ditanam terdiri dari lima jenis, yaitu bambu tali, bambu gombong, bambu bitung, bambu hitam, dan bambu haur koneng.
Penanaman akan dilakukan di tiga lokasi, yakni di bantaran Sungai Ciliwung, bantaran Sungai Pasanggrahan, dan bantaran Sungai Cisadane. Sebagai permulaan aksi, kemarin sudah ditanam 15 bambu di area Yayasan Bambu Indonesia yang berada di bantaran Sungai Ciliwung wilayah Cibinong.
Sembiring mengatakan, program penanaman bambu untuk konservasi DAS sangat strategis. "Pertumbuhannya yang cepat dapat membantu menyelamatkan daerah resapan air, khususnya bantaran sungai.
Selain penanaman bambu, terdapat juga program pelatihan pemanfaatan bambu, termasuk bagi perempuan. Diharapkan, masyarakat lebih mengenal fungsi bambu dari sisi ekologi, ekonomi, dan kebudayaan.
Sebanyak 1.250 jenis bambu tersebar di seluruh dunia. Dari 159 jenis yang terdapat di Indonesia, 88 jenis di antaranya merupakan spesies endemik dan 37 jenis sudah jarang ditemukan di wilayah Jawa Barat. 

Sumber : Kompas.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar