Ilustrasi Kerusakan Hutan
Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan bahwa laju kerusakan hutan di Indonesia mencapai 0,7 juta hektar per tahun.
Dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Harnowati pada peringatan Hari Lingkungan Hidup se Dunia Tingkat Provinsi DIY di Rest Area Hutan Bunder Kabupaten Gunung Kidul, Kamis, Sultan mengatakan laju kerusakan hutan setiap tahun tersebut tidak sebanding dengan pemulihan hutan yang hanya mencapai 0,5 juta hektare per tahun.
Menurut Sultan kerusakan hutan dan alih fungsi lahan memperburuk kondisi hutan di Indonesia. Kerusakan lingkungan memicu potensi bencana alam di berbagai daerah di Indonesia.
"Lingkungan hidup saat ini semakin tidak kondusif, misalnya maraknya pencemaran bakteri E-Coli, menurutnya kesuburan tanah dan hutan yang gundul akibat pembalakan liar," katanya.
Ia mengatakan untuk menyelesaikan persoalan lingkungan hidup, seluruh pihak semestinya memiliki kesadaran untuk aktif menjaga kelestarian hutan sebagai penyangga dunia. Kesadaran untuk menjaga keberadaan hutan bisa dilakukan dengan cara menanam pohon.
Gerakan penanaman satu miliar pohon di Indonesia bisa menjadi salah satu solusi penyelamatan hutan.
"Rehabilitasi dan konservasi hutan perlu didukung dengan konsep tata ruang yang baik. Penyelamatan hutan penting untuk mendukung kualitas hidup dan lingkungan yang sehat," katanya.
Puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup se Dunia tingkat Provinsi DIY tersebut ditandai dengan pelepasan berbagai jenis satwa burung ke habitatnya oleh Kepala BLH DIY Harnowati.
Dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Harnowati pada peringatan Hari Lingkungan Hidup se Dunia Tingkat Provinsi DIY di Rest Area Hutan Bunder Kabupaten Gunung Kidul, Kamis, Sultan mengatakan laju kerusakan hutan setiap tahun tersebut tidak sebanding dengan pemulihan hutan yang hanya mencapai 0,5 juta hektare per tahun.
Menurut Sultan kerusakan hutan dan alih fungsi lahan memperburuk kondisi hutan di Indonesia. Kerusakan lingkungan memicu potensi bencana alam di berbagai daerah di Indonesia.
"Lingkungan hidup saat ini semakin tidak kondusif, misalnya maraknya pencemaran bakteri E-Coli, menurutnya kesuburan tanah dan hutan yang gundul akibat pembalakan liar," katanya.
Ia mengatakan untuk menyelesaikan persoalan lingkungan hidup, seluruh pihak semestinya memiliki kesadaran untuk aktif menjaga kelestarian hutan sebagai penyangga dunia. Kesadaran untuk menjaga keberadaan hutan bisa dilakukan dengan cara menanam pohon.
Gerakan penanaman satu miliar pohon di Indonesia bisa menjadi salah satu solusi penyelamatan hutan.
"Rehabilitasi dan konservasi hutan perlu didukung dengan konsep tata ruang yang baik. Penyelamatan hutan penting untuk mendukung kualitas hidup dan lingkungan yang sehat," katanya.
Puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup se Dunia tingkat Provinsi DIY tersebut ditandai dengan pelepasan berbagai jenis satwa burung ke habitatnya oleh Kepala BLH DIY Harnowati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar