Selasa, 10 Mei 2011

Duh, Hutan Penelitian Juga Terus Dibabat

Belasan hektar hutan di kecamatan Binuang Polewali Mandar terbakar sejak Minggu (8/0/2011. warga cemas lantaran titik api hanya berjarak beberapa meter dari lokasi pemukiman mereka.
 
Hutan penelitian Southeast Asia Regional Centre for Tropical Biology terus dibakar dan dirambah secara liar. Aktivitas itu dilakukan setiap hari, tapi oleh pelaku dinilai sebagai tindakan legal.
Pantauan Kompas di hutan Seameo Biotrop, Desa Pasir Mayang, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Tebo, Jambi, seluas 2.700 hektar, pada 6-7 Mei 2011, pembakaran berlangsung di sejumlah titik dengan luas lebih dari 20 hektar.
Api membubung tinggi dan cepat meluas karena suhu normal pada siang itu—dalam radius 700 meter dari lokasi—mencapai 40 derajat celsius dan angin bertiup kencang.
Pembakaran lahan juga marak terjadi di hutan sekitarnya, seperti hutan produksi eks hak pemanfaatan hutan PT Industries et Forest Asiatiques, hutan tanaman industri PT Lestari Asri Jaya, dan sebagian areal milik masyarakat.
Peneliti lokal di Biotrop, Miswandi, mengatakan, lahan yang dibakar telah diklaim pelaku dengan membayar sejumlah uang kepada oknum desa. Lahan dibeli dari oknum perangkat desa sekitar Rp 2 juta per hektar. Setelah dikapling, lahan dibakar untuk ditanami sawit atau karet.
Kepala Seksi Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Tebo Sumarjo membenarkan maraknya aktivitas pembakaran dan perambahan hutan di Tebo. "Namun, sulit menindak pelaku karena aktivitas itu berlangsung di banyak lokasi," ujarnya.
Biotrop pada 1990-an merupakan hutan hujan dataran rendah dengan koleksi vegetasi serta satwa sangat lengkap. Hutan primer ini dilengkapi laboratorium penelitian alam untuk analisis vegetasi dan laboratorium kultur jaringan. Pada masa itu, banyak peneliti asing memanfaatkan hutan Biotrop untuk penelitian.
Biotrop rusak sejak penjarahan pada 2003. Tidak sedikit hutan yang gundul karena dicuri kayunya. Laboratorium penelitian yang dibangun sejak 1984 itu kini hanya menyisakan tonggak-tonggak penyangga.
Seameo Biotrop seluas 2.700 hektar merupakan hutan dan laboratorium penelitian yang dibangun PT Industries et Forest Asiatiques selaku pemilik HPH. Penelitian untuk menumbuhkan model dinamika pertumbuhan hutan hujan dataran rendah mengkaji aspek iklim mikro hutan sebagai parameter lingkungan yang memengaruhi kondisi pertumbuhan vegetasi dan hewan, serta mencermati perubahan jangka panjang berupa suksesi atau degradasi hutan. Kini penelitian sulit dilakukan karena hutan hampir habis.
Segera hentikan
Walhi Aceh mendesak skema pengurangan karbon dalam pengelolaan hutan di Aceh dihentikan. Skema ini hanya jadi lahan permainan guna mencari keuntungan pihak yang terlibat di dalamnya. Kasus transaksi saham oleh Carbon Conservation dengan East Asia Minerals Corporation dan hutan Aceh sebagai asetnya adalah salah satu bukti permainan dalam urusan karbon hutan.
"Walhi sejak awal sudah menduga bakal seperti ini. Apa pun bentuk skema pengurangan karbon hutan selalu berujung pada permainan bisnis yang menguntungkan pihak tertentu. Jadi, kami meminta semua skema karbon dihentikan," ujar Direktur Walhi Aceh Zulfikar.

Sumber : Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar