Kementerian Kehutanan pada 2011 akan merehabilitasi hutan dan lahan seluas 500 ribu hektare.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan pada temu wicara Penas KTNA di Tenggarong, Sabtu menyatakan, selain merehabilitasi hutan dan lahan, pihaknya juga akan membangun kawasan HTI (hutan tanaman industri) dan HTR (hutan tanaman rakyat) seluas 500.000 hektare serta HKm (hutan kemasyarakatan) dan hutan desa seluas 500.000 hektare di tambah dengan hutan rakyat kemitraan 50.000 hektare.
"Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan adalah kunci partisipasi masyarakat dalam menjaga dan memelihara kelestarian hutan dan sumberdaya alam. Pemerintah juga telah memberikan akses legal kepada masyarakat untuk turut serta mengelola hutan, baik melalui program HTR, HKm, hutan desa maupun dalam program hutan rakyat kemitraan," katanya.
Ia mengatakan, selain dapat memanen hasil kayu, melalui kegitan tersebut juga dapat melakukan kegiatan tumpang sari dengan jenis-jenis tanaman pangan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Menurut dia, dalam mendukung penanaman pohon di lokasi HTR, HKm, hutan rakyat serta hutan desa, pemerintah telah meluncurkan program kebun bibit rakyat (KBR) sebagai program pembinaan penyediaan bibit secara swadaya yang berkualitas dan mampu meningkatkan perekonomian rakyat.
Pada 2010, lanjut dia, telah dibangun KBR (kebun bibit rakyat) sebanyak 8. 016 unit atau 400,8 juta batang bibit pada 8.016 desa.
Selanjutnya pada 2011 akan dibangun 10.000 unit KBR atau 500 juta batang bibit di 10.000 desa.
"Pada 2014 diharapkan seluruh desa di Indonesia yang termasuk dalam DAS kKritis dipastikan telah mendapat KBR untuk mendukung penanaman pohon dan akan dibangun juga 48 ribu unit KBR atau 2,4 milyar batang bibit karena masing-masing unit dapat memproduksi 50 ribu batang pohon," katanya.
"Diperkirakan 60 persen dari jumlah desa di Indonesia telah mendapat alokasi dana KBR. Disamping itu akan dilakukan pembangunan Persemaian Permanen 23 unit di 22 propinsi yang akan memproduksi 35 juta bibit pohon per tahun," tambah Zulkifli Hasan.
Kemenhut, kata dia, juga telah mencadangkan areal HTR seluas 631.628 hektare, penetapan areal HKm seluas 415.153 hektare dan penetapan areal Hutan Desa seluas 113.354 hektare.
"Selain akses legal, rakyat setempat juga diberikan akses pembiayaan melalui BLU Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan dengan anggaran tersedia mencapai Rp2,3 triliun," kata Zulkifli Hasan.
Pengelolaan hutan dan industri kehutanan saat ini, kata dia, akan didorong kearah pemusatan pertumbuhan jenis industri perkayuan yang berbasis hutan tanaman.
Hal tersebut sebagai upaya mengatasi mahalnya biaya transportasi dan menciptakan divisi antardaerah.
"Pertumbuhan industri perkayuan berbasis hutan tanaman ini sudah berkembang di Jawa Tengah dan Jawa Timur antara industri `plywood`, kayu gergajian, dan biomasa `wood pellet` energi dengan rakyat. Industri kayu berbasis hutan tanaman ini didorong di luar Jawa dengan membangun koridor ekonomi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali-NTT, dan Papua," demikian Zulkifli Hasan.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan pada temu wicara Penas KTNA di Tenggarong, Sabtu menyatakan, selain merehabilitasi hutan dan lahan, pihaknya juga akan membangun kawasan HTI (hutan tanaman industri) dan HTR (hutan tanaman rakyat) seluas 500.000 hektare serta HKm (hutan kemasyarakatan) dan hutan desa seluas 500.000 hektare di tambah dengan hutan rakyat kemitraan 50.000 hektare.
"Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan adalah kunci partisipasi masyarakat dalam menjaga dan memelihara kelestarian hutan dan sumberdaya alam. Pemerintah juga telah memberikan akses legal kepada masyarakat untuk turut serta mengelola hutan, baik melalui program HTR, HKm, hutan desa maupun dalam program hutan rakyat kemitraan," katanya.
Ia mengatakan, selain dapat memanen hasil kayu, melalui kegitan tersebut juga dapat melakukan kegiatan tumpang sari dengan jenis-jenis tanaman pangan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Menurut dia, dalam mendukung penanaman pohon di lokasi HTR, HKm, hutan rakyat serta hutan desa, pemerintah telah meluncurkan program kebun bibit rakyat (KBR) sebagai program pembinaan penyediaan bibit secara swadaya yang berkualitas dan mampu meningkatkan perekonomian rakyat.
Pada 2010, lanjut dia, telah dibangun KBR (kebun bibit rakyat) sebanyak 8. 016 unit atau 400,8 juta batang bibit pada 8.016 desa.
Selanjutnya pada 2011 akan dibangun 10.000 unit KBR atau 500 juta batang bibit di 10.000 desa.
"Pada 2014 diharapkan seluruh desa di Indonesia yang termasuk dalam DAS kKritis dipastikan telah mendapat KBR untuk mendukung penanaman pohon dan akan dibangun juga 48 ribu unit KBR atau 2,4 milyar batang bibit karena masing-masing unit dapat memproduksi 50 ribu batang pohon," katanya.
"Diperkirakan 60 persen dari jumlah desa di Indonesia telah mendapat alokasi dana KBR. Disamping itu akan dilakukan pembangunan Persemaian Permanen 23 unit di 22 propinsi yang akan memproduksi 35 juta bibit pohon per tahun," tambah Zulkifli Hasan.
Kemenhut, kata dia, juga telah mencadangkan areal HTR seluas 631.628 hektare, penetapan areal HKm seluas 415.153 hektare dan penetapan areal Hutan Desa seluas 113.354 hektare.
"Selain akses legal, rakyat setempat juga diberikan akses pembiayaan melalui BLU Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan dengan anggaran tersedia mencapai Rp2,3 triliun," kata Zulkifli Hasan.
Pengelolaan hutan dan industri kehutanan saat ini, kata dia, akan didorong kearah pemusatan pertumbuhan jenis industri perkayuan yang berbasis hutan tanaman.
Hal tersebut sebagai upaya mengatasi mahalnya biaya transportasi dan menciptakan divisi antardaerah.
"Pertumbuhan industri perkayuan berbasis hutan tanaman ini sudah berkembang di Jawa Tengah dan Jawa Timur antara industri `plywood`, kayu gergajian, dan biomasa `wood pellet` energi dengan rakyat. Industri kayu berbasis hutan tanaman ini didorong di luar Jawa dengan membangun koridor ekonomi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali-NTT, dan Papua," demikian Zulkifli Hasan.
Sumber : Antaranews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar