Selasa, 12 April 2011

Malaysia Boyong Benda Pusaka Kerinci!






Dewan Kesenian Jambi (DKJ) menyerukan agar segenap masyarakat adat di Provinsi Jambi dan Kabupaten Kerinci khususnya bisa kompak melakukan perlawanan terhadap manuver Malaysia yang terus memboyong sko, yaitu benda-benda pusaka dari  Kerinci ke negeri jiran tersebut.

"Kami menyerukan agar segenap masyarakat, budayawan, dan seniman Jambi khususnya yang berdomisili di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh untuk tidak tinggal diam melihat adanya gelagat Malaysia yang terus memboyong benda sko dari Kerinci," kata Ketua harian DKJ Naswan Iskandar SE, saat dihubungi di Jambi, Minggu (10/4/2011).
Menurut dia, sko Kerinci adalah aset kebudayaan utama bagi provinsi Jambi karena tidak ada kabupaten lain di Jambi yang memiliki peradaban begitu lengkap dan runut seperti Kerinci. Karena itu, segala upaya harus dilakukan untuk menyelamatkan aset besar tersebut.
"Upaya penyelematan tidak cukup hanya dilakukan oleh masyarakat setempat, pemerintah daerah juga harus memiliki political will, kemauan atau kesadaran untuk melakukan upaya-upaya revitalisasi dan proteksi," kata dia.
Pemkab, kata dia, tak seharusnya lantas gelap mata karena tersanjung mendapat apresiasi Pemerintah Diraja Malaysia yang menghibahkan museum kebudayaan Kerinci di Malaysia.
Hal tersebut justru semestinya dicurigai karena sangat berkemungkinan adanya niat halus Pemerintah Malaysia ingin memindahkan keberadaan sko-sko Kerinci ke negerinya.
Upaya proteksi semestinya dilakukan sedari awal, baik dengan bentuk segera mematenkan berbagai produk budaya tersebut ataupun menjadikan aset tersebut jadi materi penting dalam kependidikan, baik formal maupun nonformal.
Apalagi saat sekarang pemerintah pusat melalui Kemenbudpar tengah gencar mendaftarkan produk budaya bangsa RI ke UNESCO, semestinya Kerinci memanfaatkan kesempatan ini, katanya.
Beberapa sko Kerinci sangat khas dan langka, tidak ditemukan ada di tempat lain, seperti halnya naskah melayu tertua berupa kita undang-undang di Desa Tanjung Tanah yang merupakan warisan dari raja Melayu pra-Islam, yakni Adityawarman.
Lalu beberapa bentuk budaya lainnya seperti aksaran Incoung, seni bersenandung Tale, tradisi tutur Kunoun dan Kba, berbagai seni pertunjukan tradisional seperti tarian, teater, dan atraksi warisan budaya megalitik seperti tari asek, tari rangguk, marcok. Begitu juga dengan warisan sastra berupa mantra, pantun, seloko, penno, tambo, dan lain sebagainya.
"Kesemua itu tidak ditemukan lagi di daerah lain di provinsi Jambi, masyarakat Kerinci malah harus berbangga karena telah mampu merawat dan melastarikan keberadaannya hingga jadi warisan budaya yang luhur dan abadi hingga kini," ucap Naswan.
Abadinya berbagai aset seni budaya warisan leluhur masyarakat Kerinci khususnya aset benda seperti naskah, senjata, jimat, dan lain sebagainya, menurut Naswan, salah satu faktornya adalah karena masyarakat adat Kerinci sedari dulu telah memiliki sistem pemeliharaan atau penyimpananan yang khas dan terbukti kearifannya.
"Di Kerinci itu di setiap dusunnya memiliki museum sendiri, yakni berupa rumah adat yang juga sekaligus menjadi balairung dan istana para depati (para pemimpin adat). Di situ benda-benda pusaka yang disebut sko itu di simpan dan dijaga sedemikian ketatnya hingga hanya bisa dikeluarkan dalam waktu tertentu dengan dengan ritual yang sangat ketat pula," terangnya.
Tidak hanya itu, tambahnya, sko-sko Kerinci itu disimpan di tempat yang berbeda dari pada umumnya, yakni di atas para (di atas loteng atau bumbungan atap) dibungkus kain dan dimasukkan ke dalam peti.
"Jadi sangat riskan dan dikhawatirkan kalau penyimpanannya berpindah ke museum, apalagi museum di Malaysia justru akan mempercepat kerusakan karena ketidakcocokannya sistem perawatan yang digunakankan itu namanya sangat berbahaya," katanya.
Karena itu, pemkab dan masyarakat Jambi, khususnya Kerinci, harus berupaya melawan setiap niatan untuk memindahkan aset kebudayaannya tersebut ke negeri lain, palagi kalau memang sudah tercium adanya gelagat akan terjadinya pengklaiman.
"Kapan perlu kerahkan aksi massa guna menolak, kalau ada pihak yang tetap memaksa hendak membawa atau memindahkan sko Kerinci tersebut ke Malaysia, DKJ siap membantu memperjuangkan hak budaya masyarakat Kerinci tersebut," katanya. 

Sumber : Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar